Badai Di Afrika
Kota London di malam hari
Badai Gurun di Kazakhstan
Aurora
Arus bawah laut meksiko
Pencemaran lingkungan di China
Perang Dunia II adalah puncak dimana kejayaan ketidakmanusiawian diberlakukan, khususnya bagi mereka bangsa yang menjajah terhadap jajahannya, sistem kolonialisme terus digencarkan guna memenuhi hasrat tamak suatu negara, Tidak terlepas negara mana pun yang terpenting saat itu negara yang paling kuat persenjataan dan logistiknya lah yang paling bebas memperluas daerah jajahannya.
Tentunya, hal ini berkonsekuensi terhadap sejumlah pelanggaran HAM yang dilakukan, mulai dari pembunuhan, penganiayaan , pemerkosaan (rape) serta pemutilasian manusia – manusia yang tidak berdosa.
Dalam postingan ini, saya mencoba mengangkat tema tentang sejumlah kumpulan file-file (red data-data) kejahatan yang dilakukan oleh beberapa negara yang dahulu melakukan penjajahan terhadap manusia negara – negara jajahannya, Demikian
RAPE OF NANJING
Pada masa perang dunia II, china merupakan salah satu negara yang menjadi daerah kolonialisme Jepang pada saat itu, berbagai macam pembantaian terjadi pada saat itu, dimulai dari pembunuhan, pemerkosaan dan penganiayaan dapat kita jumpai seandainya kita hidup pada masa itu. Nanjing adalah kota di china yang menjadi salah satu kota yang mengalami kerusakan terparah pada masa perang dunia II di negara china. banyak mayat – mayat yang tak berdosa bergelimpangan dijalan-jalan protokol nanjing, sejauh mata memandang kita dapat menyaksikan mayat-mayat manusia dimana, sehingga jika kita berkendaraan akan sulit bagi kita untuk menjalankan kendaraan kita tersebut karena jalan-jalan raya di kota nanjing dipenuhi oleh tumpukan mayat-mayat manusia, wanita, anak-anak dan sebagainya.
[..] di Januari 1938, kota nanjing menjadi sebuah kota mati yang dipenuhi dengan gelimpangan mayat manusia, bau anyir darah seakan – akan begitu familiar dihidung kita, ini semua adalah ulah kekejaman jepang, jepang melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan pemutilasian manusia hidup-hidup dan seolah-olah ini adalah hal yang lumrah dilakukan pada masa itu.
Persatuan Liga bangsa-bangsa (red sekarang PBB) tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi hal ini, dikarenakan bahwa kawasan Asia adalah kawasan teritorial yang dikuasai oleh jepang pada saat itu, dan jepang pun berani menantang Amerika dengan meledakan sejumlah armada angkatan laut Amerika di Pearl Harbour. Nanjing sangat hancur pada masa itu, pemerintah jepang sempat kebingungan untuk mengatasi jumlah mayat yang ada di kota nanjing, mereka mengumpulkan dan mengubur mayat-mayat dalam satu lobang, kadang dibakar, kadang kepala-kepala mereka di mutilasi untuk dijadikan souvenir dinegara mereka, sungguh biadab apa yang dilakukan mereka. data yang didapati oleh organisasi Internasional pada saat itu menyebutkan bahwa lebih dari 300.000 orang dibunuh secara massal oleh jepang di kota Nanjing China.
Yang Paling menderita dari kebiadaban Jepang adalah Para Wanita, mereka bukan hanya diperkosa, setelah diperkosa mereka sering juga dibunuh secara brutal.
“kadang-kadang (red Orang Jepang) mengerat Payudara sehingga tulang rusuk terlihat jelas, terkadang juga orang jepang menusukan kemaluan mereka dengan Bayonet, dan membiarkan mereka menangis kesakitan , terkadang juga orang jepang menusukan tongkat kayu, buluh pipa, wortel, ranting berduri, kedaerah tubuh bagian bawah mereka, sampai mereka meninggal, dan tentara jepang tersebut tertawa serta bertepuk tangan disamping mereka.” .(Ref. The Record of the Brutal Acts of the Japanese Invaders, Political Department, KMT Military Commission, Published July 1938).Berikut
Pengakuan dari seorang china yang diangkat tantara jepang sebagai juru masak militer jepang (saya kutip dari website www.centurychina.com)
“Pada 16 desember , saya sedang berjalan-jalan disekitar kota Nanjing, asap dan api belum juga padam, disekitar nya saya liat banyak sekali mayat-mayat wanita yang dikumpul menjadi satu dalam tumpukan, diantara mayat tersebut saya melihat ada beberapa mayat yang payudara nya dikerat(red dipisahkan) dari tubuhnya, kemaluan mereka di taruh bayonet dan benda2 lainnya, sering sekali saya melihat seorang wanita hamil yang dibelah perutnya kemudian janin nya dikeluarkan dan akhirnya mati bersama janinnya, di satu sisi saya melihat selokan yang dipenuhi dengan bau anyir darah, sunggu memilukan.” (Ref. “Blood debt— Eye witness of the brutal acts of the enemy in the Capital”, DaGong paper, Feb. 7th, 1938 )
Pengakuan lain dari seorang china yang berhasil bersembunyi dari serangan Jepang, tepatnya saat jepang menginvasi daerah pinggiran kota Nanjing (www.centurychina.com)
“Desa sudah menjadi ladang mayat, dimana-mana tumpukan mayat, mayat bayi berserakan, yang lebih mengerikan saya lihat adalah mayat para wanita, muka mereka lebam, gigi mereka patah, rahang mereka terpisah dari mukanya, bagian alat vital mereka dirusak, perut mereka di bongkar sehingga usus nya terjulur keluar dan ada juga saya lihat isi perut mereka di satukan dengan darah mereka didalam sebuah tungku mangkuk yang biasanya dijadikan untuk memamasak.” (Ref. “Photographic history of the atrocities of the Japanese army”, DaHua Publishing House, 1946 edition. )
4. Kompetisi Membunuh
Komandan-komandan militer Jepang menggunakan kompetisi membunuh untuk meningkatkan moral para serdadunya, mereka mengundang para penulis berita untuk mempublikasikan pemenangnya di koran-koran.
Salah satu kompetisi membunuh di ZiJin dipublikasikan di koran di seluruh dunia.
Kompetisi membunuh masuk koran
Letnan dua ( Letda ) Mukai dan Noda membunuh 105 dan 106 orang Cina, yang lebih hebat dari mereka di kompetisi sebelumnya adalah Kapten Tanaka Gunkhici, membunuh 300 orang Cina dengan tangannya sendiri. ( Beberapa koran jepang memuat ini sebagai suatu Kompetisi )
3. Pembunuhan Massal di Nanjing (Dec. 1937 - Feb. 1938)